CERITA DEWASA OPTIONS

cerita dewasa Options

cerita dewasa Options

Blog Article

Tak bisa ku pungkiri kalau aku sudah mulai ketagihan dengan perkasanya kontol raksasa Abah Mahmud. Bahkan kalau sedang ikut plan pondok pun sesekali aku berimajinasi liar tentang Abah yang menyodokku di semua tempat di sekitaran pondok. Baik di kamar, di bathroom, di mushola, sempat juga kuberpikir di gubug di tengah kebun pondok, bahkan yang paling parah saat Abah menyampaikan materi sambil aku di entotnya.8964 copyright protection164751PENANAEnTu6ntveL 維尼

Mainly because seed crops are immobile, they depend upon passive methods for transporting pollen grains to other plants. Several, which includes conifers and grasses, make lightweight pollen and that is carried by wind to neighboring plants. Some flowering crops have heavier, sticky pollen that's specialised for transportation by insects or larger sized animals which include hummingbirds and bats, which can be drawn to bouquets containing benefits of nectar and pollen.

Bukan Abah Mahmud namanya kalau ia akan mudah muncrat hanya dari goyangan santriwatinya, bahkan seorang Ummah Hawa pun hanya bisa tunduk pasrah menjadi lubang kenikmatan pemuas nafsu Abah. Tentu saja 20 menit ke depan Ustadzah Khansa hanya bisa pasrah merasakan sodokan kontol keras perkasa Abah Mahmud di selakangan putihnya yang kini mulai kemerahan. Bahkan tampak mata Ustadzah Khansa yang mulai nanar karena letih bercampur nikmat yang terus-menerus ia rasakan. Kedua tangan Ustadzah Khansa harus berpegangan pada sesuatu agar tubuhnya tidak terlalu bergoncang menahan dahsyatnya gempuran lelaki umur 60 tahun keturunan arab itu.

Mataku terbelalak merasakan besarnya kontol Abah Mahmud yang mulai memaksa masuk ke liang kenikmatan sempitku. Meski sudah becek dengan lendir birahi, tapi tetap saja seret layaknya dulu ketika mas Fahmi memperawaniku. Nyeri dan terasa panas di seluruh dinding liang memekku.

Abah Mahmud paham dan langsung menggendongku di dadanya. Abah Mahmud dengan santainya berjalan bugil sambil menggendongku yang juga bugil dari pondok menuju rumahnya sekitar jam 23.15an malam. Seketika udara dingin khas pedesaan membuatku menggigil sesaat ketika Abah Mahmud membuka pintu belakang pondok. Suara jangkrik mewarnai sunyinya malam pertama perzinaan kami.

Pesta anal kami diakhiri dengan Abah yang melenguh kuat menyemburkan sperma kentalnya membanjiri liang bo’olku yang kemudian bokongku menjadi santapan Ummah Hawa dan Ustadzah Khansa yang sudah haus akan lezatnya sperma.8964 copyright protection164751PENANANb0f7oMRED 維尼

Mataku pun tak bisa berkedip sedikitpun, apalagi kini aku dibuat menahan nafas saat melihat Ummah Hawa melahap kontol Abah Mahmud yang begitu besar dan panjang.8964 copyright protection164751PENANAPuKb60FGGY 維尼

Kental, panas, aroma yang khas dan pekat. Akupun beberapa kali tersedak karena terkejut dengan banyaknya sperma Abah Mahmud yang ia semburkan. Pertama kalinya aku dipaksa meminum sperma lelaki. Rasa mual pun tak terbendung setelah beberapa tegukan sperma melewati kerongkonganku.

Bahkan tanganku pun mulai bergerak mengocok perlahan kontol Abah Mahmud. Entah kenapa malam itu aku tak bisa mengontrol tubuhku sendiri seakan-akan ada orang lain yang mengendalikanku.

Desisan Abah menikmati oral ku mulai terdengar, sesekali kulihat ekspresi wajahnya yang merem melek keenakan. Kini aku mulai beralih menjilati batang berurat Abah Mahmud. Namun cadar yang kupakai sedikit menghalangiku yang membuatku tak terlalu nyaman.8964 copyright protection164751PENANAL1dWt8DOix 維尼

“Iya sih bu, tapi kan mba Rida masih baru pertama kali ini mau ditinggal 4 bulan.. kalau saya sih ada fikir gimana kalau kita tinggal bareng-bareng di pondok Abah Mahmud?

Aku pun hanya terbengong mendengar penuturan jujur dari sang Nyai. Tak kusangka beliau akan mengungkapkan secara blak-blakan apa yang selama ini beliau tutup rapat-rapat.

Dan dari pertemuan itulah kemudian aku dan Fahmi semakin dekat bahkan beberapa teman-teman kampusku pun sering menjadikanku dengan Fahmi menjadi bahan ejekan. Setelah beberapa bulan menjalin hubungan yang dijaga oleh jarak karena aturan agama, akhirnya Allah pun persatukan aku dan Fahmi di tahun 2015 lalu. Saat itu aku berumur 22 tahun dan Fahmi di umur 23 tahun.

Hari-hari berikutnya pun kami jalani layaknya sepasang kekasih yang baru di mabuk cinta. Ya memang karena kami baru mulai ‘berpacaran’ layaknya orang lain pada umumnya setelah menikah. Benih-benih cinta yang selama ini kami pendam mulai tumbuh kuat mengakar dan berbunga cerita dewasa indah.

Report this page